Saturday, January 5, 2013
Monday, December 31, 2012
Pengertian Blog
. Bagi Anda yang belum sering mendengar kata blog,
namun belum tahu tentang pengertian blog, maka artikel ini akan
membahasnya. Karena, jangankan orang yang hanya mendengar saja, bahkan
orang yang sering blogging pun kurang tahu apa definisi atau pengertian
blog itu sendiri.
Blog adalah singkatan dari weblog, biasanya berisi konten yang sifatnya dinamis. Blog juga dapat berarti catatan online. Blog akan sering mengalami update atau memiliki postingan terbaru. Biasanya blog digunakan seorang blogger untuk berbagi infomasi, tips, ataupun sekedar pengalaman pribadi.
Blog mempunyai ciri-ciri yaitu mempunyai nama dan alamat yang dapat diakses secara online, mempunyai tujuan, mempunyai postingan atau isi yang berupa informasi, catatan, dan artikel.
Tujuan umum dari blog sendiri antara lain bisa digunakan untuk berbagi pengalaman, saling bertukar ilmu/pengetahuan dengan pembaca, sebagai alat untuk bekarya atau aktualisasi diri, untuk mengisi waktu luang dan menyalurkan hobi, memberikan manfaat kepada diri sendiri maupun orang lain.
Dalam blog terdapat beberapa fitur yang memudahkan para pembaca untuk menjelajahi isi dari blog tersebut, fitur-fitur blog ini misalnya adalah arsip dan komentar. Arsip adalah kumpulan link artikel yang akan memudahkan pengunjung blog untuk mengetahui artikel apa saja yang sudah ditulis oleh pemilik blog. Komentar adalah sebagai sarana komunikasi antara pemilik blog dengan pembaca sehingga jika ada pertanyaan maka dapat dijawab langsung oleh pemilik blog tersebut.
Sifatnya yang statis membuat blog ini lebih banyak mendominasi hasil pencarian di search enginee. Jika Anda belum mengetahui apa itu
Blog adalah singkatan dari weblog, biasanya berisi konten yang sifatnya dinamis. Blog juga dapat berarti catatan online. Blog akan sering mengalami update atau memiliki postingan terbaru. Biasanya blog digunakan seorang blogger untuk berbagi infomasi, tips, ataupun sekedar pengalaman pribadi.
Blog mempunyai ciri-ciri yaitu mempunyai nama dan alamat yang dapat diakses secara online, mempunyai tujuan, mempunyai postingan atau isi yang berupa informasi, catatan, dan artikel.
Tujuan umum dari blog sendiri antara lain bisa digunakan untuk berbagi pengalaman, saling bertukar ilmu/pengetahuan dengan pembaca, sebagai alat untuk bekarya atau aktualisasi diri, untuk mengisi waktu luang dan menyalurkan hobi, memberikan manfaat kepada diri sendiri maupun orang lain.
Dalam blog terdapat beberapa fitur yang memudahkan para pembaca untuk menjelajahi isi dari blog tersebut, fitur-fitur blog ini misalnya adalah arsip dan komentar. Arsip adalah kumpulan link artikel yang akan memudahkan pengunjung blog untuk mengetahui artikel apa saja yang sudah ditulis oleh pemilik blog. Komentar adalah sebagai sarana komunikasi antara pemilik blog dengan pembaca sehingga jika ada pertanyaan maka dapat dijawab langsung oleh pemilik blog tersebut.
Sifatnya yang statis membuat blog ini lebih banyak mendominasi hasil pencarian di search enginee. Jika Anda belum mengetahui apa itu
search
enginee, silahkan baca juga artikel tentang Pengertian search engine.
Dengan sifatnya yang mudah terindeks oleh search engine, membuat orang lebih banyak mendatangi blog ketimbang website. Kedatangan visitor tersebut bisa saja mencari sebuah informasi, sebuah tips ataupun hal lainnya. Nah, untuk menjadikan blog sebagai ladang usaha, maka pemilik blog bisa menempatkan iklan atau promosi produk, dengan harapan pengunjung yang datang tertarik dengan penawaran yang diberikan.
Itulah sedikit gambaran tentang pengertian blog. Jika Anda tertarik untuk belajar membuat blog, maka bisa mencari informasinya di google, selaku mesin pencari nomor satu di dunia. Semua informasi tentang cara membuat blog tersedia dengan lengkap.
Dan sebagai tips bagi Anda yang baru tahu tentang pengertian blog dan ingin mencoba blogging, maka bisa menggunakan beberapa alternatif blogging gratisan dengan menggunakan wordpress.com ataupun blogger.com.
Sekarang sudah paham kan apa itu pengertian blog? Selanjutnya, mari kita mulai praktek untuk menjadi seorang blogger masa depan.
Daftar klik Icon di bawah ini
Daftar
Saturday, December 22, 2012
Bisnis Online
Bagaimana Memilih Peluang Bisnis Yang Menjanjikan?
Banyaknya peluang bisnis yang sering kita temukan di internet seringkali membuat kita bingung, apalagi jika sistem yang mereka tawarkan seringkali tidak masuk akal... sudah istilahnya aneh-aneh, terkesan ribet untuk dipelajari, sehingga banyak orang merasa ragu-ragu untuk menjalankannya.
Menghadapi kondisi semacam ini tentunya anda harus jeli, kira-kira peluang bisnis apakah yang benar-benar menghasilkan dan tidak berisi kebohongan semata.
Dari sekian banyak peluang bisnis yang pernah ada, salah satu peluang bisnis yang banyak direkomendasikan adalah peluang bisnis yang ditawarkan oleh BlakBlakan.com.
Mengapa pilihan bisnis yang mereka tawarkan merupakan pilihan yang tepat bagi anda untuk memulai sebuah bisnis yang menjanjikan? Tentunya hal ini cukup berasalan, dimana mereka memberikan banyak sekali pemahaman dan penjelasan tentang bisnis yang mereka tawarkan.
Selain penjelasan yang lengkap, keuntungan yang bisa anda dapatkan di tempat ini juga banyak... mulai dari sistem, potensi penghasilan yang besar, produk yang berkualitas, pelatihan, dan masih banyak lagi keuntungan-keuntungan yang lainnya.
Untuk lebih jelasnya berikut sedikit gambaran yang bisa anda jadikan acuan untuk mencoba peluang yang ditawarkan oleh BlakBlakan.com:
* PERTAMA Di Dunia... Sistem Jaringan Yang “DIKAWINKAN” Dengan Sistem Affiliasi
Mungkin anda sudah sering mendengar istilah ini, yaitu peluang bisnis dengan sistem jaringan. Namun untuk sistem yang mereka gunakan berbeda dengan sistem jaringan pada umumnya.
Dimana sistem yang mereka miliki PERTAMA di dunia, yaitu... “PERKAWINAN” antara sistem jaringan dengan sistem affiliasi, sehingga jauh lebih mudah untuk anda jalankan dan jauh lebih banyak mendatangkan keuntungan!
* Bukan “Money Game”
Jika kita perhatikan, hampir sebagian besar peluang bisnis yang kita temukan di internet lebih cenderung ke “money game”.
Namun sistem dan peluang bisnis yang mereka tawarkan merupakan sistem jaringan yang dikombinasikan dengan sistem affiliasi -- dimana anda bisa memeriksa dengan gamblang terlebih dahulu program bisnis yang mereka tawarkan... sehingga anda tidak perlu khawatir dengan hal tersebut.
* Potensi Penghasilan Yang Tidak Terbatas
Sebagai sebuah sistem yang unik dan baru satu-satunya, anda mempunyai peluang yang besar untuk mendapatkan penghasilan tanpa batas, sepanjang anda serius menjalankan program yang ada pada BlakBlakan.com.
Dengan sistem yang mereka tawarkan, dan semakin serius anda menjalankan program ini, maka kesempatan untuk mendapatkan “passive income” bukan sebatas mimpi, namun bisa benar-benar menjadi kenyataan.
* Bisa Dilakukan Oleh Siapa Saja
Banyak orang yang beranggapan bahwa untuk menekuni bisnis internet dibutuhkan ketrampilan khusus, seperti pemrograman, design, dan segala “tetek-bengek” yang bagi sebagian orang mungkin sangat sulit untuk dipelajari.
Belum lagi istilah-istilah “njlimet” yang juga bikin kita pusing... seperti domain, hosting, server, atau apalah istilahnya.
Tapi anggapan semacam ini tidak selamanya benar. Mengapa?
Karena bisnis yang kami perkenalkan kepada anda merupakan bisnis yang mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja, hal ini dikarenakan oleh... hampir semua sistem dan metode yang mereka miliki sudah SERBA OTOMATIS!
* Bisa Dilakukan Kapan Dan Dimana Saja
Salah satu alasan orang-orang mencoba bisnis internet adalah “fleksibilitas”. Hal ini memang benar adanya. Mengapa demikian? Tentunya karena bisnis internet tidak mempunyai ikatan kepada siapapun.
Hal ini juga berlaku dalam bisnis internet yang BlakBlakan.com tawarkan... yang menjadi bos adalah anda sendiri, sehingga anda bebas menentukan waktu, kapan dan dimana anda akan bekerja.
Namun anda juga harus bisa menyesuaikan “fleksibilitas” tersebut. Bukan berarti anda bisa bekerja seenaknya, bukan? Dalam menjalankan bisnis internet, anda tetap dituntut untuk bertanggung jawab, serius, dan mempunyai target tersendiri.
Dari penjelasan diatas, saya kira anda tidak perlu ragu lagi dengan peluang bisnis yang mereka tawarkan, sehingga tidak ada alasan lagi bagi anda untuk menundanya.
Jadi tunggu apalagi, TEKAN disini untuk bergabung GRATIS dengan komunitas BlakBlakan.com, karena kesuksesan sudah ada didepan mata anda.
Sunday, November 4, 2012
Pemilu 1999
Setelah
Presiden Soeharto dilengserkan dari kekuasaannya pada tanggal 21
Mei 1998 jabatan presiden digantikan oleh Wakil Presiden Bacharuddin
Jusuf Habibie. Atas desakan publik, Pemilu yang baru atau
dipercepat segera dilaksanakan, sehingga hasil-hasil Pemilu 1997
segera diganti. Kemudian ternyata bahwa Pemilu dilaksanakan pada 7
Juni 1999, atau 13 bulan masa kekuasaan Habibie. Pada saat itu untuk
sebagian alasan diadakannya Pemilu adalah untuk memperoleh pengakuan
atau kepercayaan dari publik, termasuk dunia internasional, karena
pemerintahan dan lembaga-lembaga lain yang merupakan produk Pemilu
1997 sudah dianggap tidak dipercaya. Hal ini kemudian dilanjutkan
dengan penyelenggaraan Sidang Umum MPR untuk memilih presiden dan
wakil presiden yang baru.
Ini berarti bahwa dengan pemilu dipercepat, yang terjadi bukan hanya bakal digantinya keanggotaan DPR dan MPR sebelum selesai masa kerjanya, tetapi Presiden Habibie sendiri memangkas masa jabatannya yang seharusnya berlangsung sampai tahun 2003, suatu kebijakan dari seorang presiden yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebelum
menyelenggarakan Pemilu yang dipercepat itu, pemerintah mengajukan
RUU tentang Partai Politik, RUU tentang Pemilu dan RUU tentang
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD. Ketiga draft UU ini
disiapkan oleh sebuah tim Depdagri, yang disebut Tim 7, yang
diketuai oleh Prof. Dr. M. Ryaas Rasyid (Rektor IIP Depdagri,
Jakarta).
Setelah
RUU disetujui DPR dan disahkan menjadi UU, presiden membentuk
Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang anggota-anggotanya adalah wakil
dari partai politik dan wakil dari pemerintah. Satu hal yang secara
sangat menonjol membedakan Pemilu 1999 dengan Pemilu-pemilu
sebelumnya sejak 1971 adalah Pemilu 1999 ini diikuti oleh banyak
sekali peserta. Ini dimungkinkan karena adanya kebebasan untuk
mendirikan partai politik. Peserta Pemilu kali ini adalah 48 partai.
Ini sudah jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah partai yang
ada dan terdaftar di Departemen Kehakiman dan HAM, yakni 141 partai.
Dalam
sejarah Indonesia tercatat, bahwa setelah pemerintahan Perdana
Menteri Burhanuddin Harahap, pemerintahan Reformasi inilah yang
mampu menyelenggarakan pemilu lebih cepat setelah proses alih
kekuasaan. Burhanuddin Harahap berhasil menyelenggarakan pemilu
hanya sebulan setelah menjadi Perdana Menteri menggantikan Ali
Sastroamidjojo, meski persiapan-persiapannya sudah dijalankan juga
oleh pemerintahan sebelum-nya. Habibie menyelenggarakan pemilu setelah
13 bulan sejak ia naik ke kekuasaan, meski persoalan yang dihadapi
Indonesia bukan hanya krisis politik, tetapi yang lebih parah adalah
krisis ekonomi, sosial dan penegakan hukum serta tekanan
internasional.
Hasil Pemilu 1999
Meskipun
masa persiapannya tergolong singkat, pelaksanaan pemungutan suara
pada Pemilu 1999 ini bisa dilakukan sesuai jadwal, yakni tanggal 7
Juni 1999. Tidak seperti yang diprediksikan dan dikhawatirkan banyak
pihak sebelumnya, ternyata Pemilu 1999 bisa terlaksana dengan
damai, tanpa ada kekacauan yang berarti. Hanya di beberapa Daerah
Tingkat II di Sumatera Utara yang pelaksanaan pemungutan suaranya
terpaksa diundur suara satu pekan. Itu pun karena adanya keterlambatan
atas datangnya perlengkapan pemungutan suara.
Tetapi
tidak seperti pada pemungutan suara yang berjalan lancar, tahap
penghitungan suara dan pembagian kursi pada Pemilu kali ini sempat
menghadapi hambatan. Pada tahap penghitungan suara, 27 partai
politik menolak menandatangani berita acara perhitungan suara dengan
dalih Pemilu belum jurdil (jujur dan adil). Sikap penolakan
tersebut ditunjukkan dalam sebuah rapat pleno KPU. Ke-27 partai
tersebut adalah sebagai berikut:
Partai yang Tidak Menandatangani Hasil Pemilu 1999.
Nomor
|
Nama Partai
|
1.
|
Partai Keadilan
|
2.
|
PNU
|
3.
|
PBI
|
4.
|
PDI
|
5.
|
Masyumi
|
6.
|
PNI Supeni
|
7.
|
Krisna
|
8.
|
Partai KAMI
|
9.
|
PKD
|
10.
|
PAY
|
11.
|
Partai MKGR
|
12.
|
PIB
|
13.
|
Partai SUNI
|
14.
|
PNBI
|
15.
|
PUDI
|
16.
|
PBN
|
17.
|
PKM
|
18.
|
PND
|
19
|
PADI
|
20.
|
PRD
|
21.
|
PPI
|
22.
|
PID
|
23.
|
Murba
|
24.
|
SPSI
|
25.
|
PUMI
|
26
|
PSP
|
27.
|
PARI
|
Karena
ada penolakan, dokumen rapat KPU kemudian diserahkan pimpinan KPU
kepada presiden. Oleh presiden hasil rapat dari KPU tersebut
kemudian diserahkan kepada Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu).
Panwaslu diberi tugas untuk meneliti keberatan-keberatan yang
diajukan wakil-wakil partai di KPU yang berkeberatan tadi. Hasilnya,
Panwaslu memberikan rekomen-dasi bahwa pemilu sudah sah. Lagipula
mayoritas partai tidak menyertakan data tertulis menyangkut
keberatan-keberatannya. Presiden kemudian juga menyatakan bahwa hasil
pemilu sah. Hasil final pemilu baru diketahui masyararakat tanggal
26 Juli 1999.
Setelah
disahkan oleh presiden, PPI (Panitia Pemilihan Indonesia) langsung
melakukan pembagian kursi. Pada tahap ini juga muncul masalah. Rapat
pembagian kursi di PPI berjalan alot. Hasil pembagian kursi yang
ditetapkan Kelompok Kerja PPI, khususnya pembagian kursi sisa,
ditolak oleh kelompok partai Islam yang melakukan stembus accoord. Hasil Kelompok Kerja PPI menunjukkan, partai Islam yang melakukan stembus accoord hanya mendapatkan 40 kursi. Sementara Kelompok stembus accoord 8 partai Islam menyatakan bahwa mereka berhak atas 53 dari 120 kursi sisa.
Perbedaan
pendapat di PPI tersebut akhirnya diserahkan kepada KPU. Di KPU
perbedaan pendapat itu akhirnya diselesaikan melalui voting dengan
dua opsi. Opsi pertama, pembagian kursi sisa dihitung dengan
memperhatikan suara stembus accoord, sedangkan opsi kedua pembagian tanpa stembus accoord. Hanya 12 suara yang mendukung opsi pertama, sedangkan yang mendukung opsi kedua 43 suara. Lebih dari 8 partai walk out. Ini berarti bahwa pembagian kursi dilakukan tanpa memperhitungkan lagi stembus accoord.
Berbekal
keputusan KPU tersebut, PPI akhirnya dapat melakukan pembagian
kursi hasil pemilu pada tanggal 1 September 1999. Hasil pembagian
kursi itu menunjukkan, lima partai besar memborong 417 kursi DPR
atau 90,26 persen dari 462 kursi yang diperebutkan.
Sebagai
pemenangnya adalah PDI-P yang meraih 35.689.073 suara atau 33,74
persen dengan perolehan 153 kursi. Golkar memperoleh 23.741.758
suara atau 22,44 persen sehingga mendapatkan 120 kursi atau
kehilangan 205 kursi dibanding Pemilu 1997. PKB dengan 13.336.982
suara atau 12,61 persen, mendapatkan 51 kursi. PPP dengan 11.329.905
suara atau 10,71 persen, mendapatkan 58 kursi atau kehilangan 31
kursi dibanding Pemilu 1997. PAN meraih 7.528.956 suara atau 7,12
persen, mendapatkan 34 kursi. Di luar lima besar, partai lama yang
masih ikut, yakni PDI merosot tajam dan hanya meraih 2 kursi dari
pembagian kursi sisa, atau kehilangan 9 kursi dibanding Pemilu 1997.
Selengkapnya hasil perhitungan pembagian kursi itu seperti terlihat
dalam tabel di bawah.
No.
|
Nama Partai
|
Suara DPR
|
Kursi Tanpa SA
|
Kursi Dengan SA
|
1.
| PDIP |
35.689.073
|
153
|
154
|
2.
| Golkar |
23.741.749
|
120
|
120
|
3.
| PPP |
11.329.905
|
58
|
59
|
4.
| PKB |
13.336.982
|
51
|
51
|
5.
| PAN |
7.528.956
|
34
|
35
|
6.
| PBB |
2.049.708
|
13
|
13
|
7.
| Partai Keadilan |
1.436.565
|
7
|
6
|
8.
| PKP |
1.065.686
|
4
|
6
|
9.
| PNU |
679.179
|
5
|
3
|
10.
| PDKB |
550.846
|
5
|
3
|
11.
| PBI |
364.291
|
1
|
3
|
12.
| PDI |
345.720
|
2
|
2
|
13.
| PP |
655.052
|
1
|
1
|
14.
| PDR |
427.854
|
1
|
1
|
15.
| PSII |
375.920
|
1
|
1
|
16.
| PNI Front Marhaenis |
365.176
|
1
|
1
|
17.
| PNI Massa Marhaen |
345.629
|
1
|
1
|
18.
| IPKI |
328.654
|
1
|
1
|
19.
| PKU |
300.064
|
1
|
1
|
20.
| Masyumi |
456.718
|
1
|
-
|
21.
| PKD |
216.675
|
1
|
-
|
22.
| PNI Supeni |
377.137
|
-
|
-
|
23
| Krisna |
369.719
|
-
|
-
|
24.
| Partai KAMI |
289.489
|
-
|
-
|
25.
| PUI |
269.309
|
-
|
-
|
26.
| PAY |
213.979
|
-
|
-
|
27.
| Partai Republik |
328.564
|
-
|
-
|
28.
| Partai MKGR |
204.204
|
-
|
-
|
29.
| PIB |
192.712
|
-
|
-
|
30.
| Partai SUNI |
180.167
|
-
|
-
|
31.
| PCD |
168.087
|
-
|
-
|
32.
| PSII 1905 |
152.820
|
-
|
-
|
33.
| Masyumi Baru |
152.589
|
-
|
-
|
34.
| PNBI |
149.136
|
-
|
-
|
35.
| PUDI |
140.980
|
-
|
-
|
36.
| PBN |
140.980
|
-
|
-
|
37.
| PKM |
104.385
|
-
|
-
|
38.
| PND |
96.984
|
-
|
-
|
39.
| PADI |
85.838
|
-
|
-
|
40.
| PRD |
78.730
|
-
|
-
|
41.
| PPI |
63.934
|
-
|
-
|
42.
| PID |
62.901
|
-
|
-
|
43.
| Murba |
62.006
|
-
|
-
|
44.
| SPSI |
61.105
|
-
|
-
|
45.
| PUMI |
49.839
|
-
|
-
|
46
| PSP |
49.807
|
-
|
-
|
47.
| PARI |
54.790
|
-
|
-
|
48.
| PILAR |
40.517
|
-
|
-
|
Jumlah
|
105.786.661
|
462
|
462
|
Catatan:
- Jumlah suara partai yang tidak menghasilkan kursi mencapai 9.700.658. atau 9,17 persen dari suara yang sah.
- Apabila pembagian kursi dilakukan dengan sistem kombinasi jumlah partai yang mendapatkan kursi mencapai 37 partai dengan jumlah suara partai yang tidak menghasilkan kursi hanya 706.447 atau 0,67 persen dari suara sah.
Cara
pembagian kursi hasil pemilihan kali ini tetap memakai sistem
proporsional dengan mengikuti varian Roget. Dalam sistem ini sebuah
partai memperoleh kursi seimbang dengan suara yang diperolehnya di
daerah pemilihan, termasuk perolehan kursi berdasarkan the largest remainder.
Tetapi
cara penetapan calon terpilih berbeda dengan Pemilu sebelumnya,
yakni dengan menentukan ranking perolehan suara suatu partai di
daerah pemilihan. Apabila sejak Pemilu 1977 calon nomor urut pertama
dalam daftar calon partai otomatis terpilih apabila partai itu
mendapatkan kursi, maka kini calon terpillih ditetapkan berdasarkan
suara terbesar atau terba-nyak dari daerah di mana seseorang
dicalonkan. Dengan demikian seseorang calon, sebut saja si A, meski
berada di urutan terbawah dari daftar calon, kalau dari daerahnya
partai mendapatkan suara terbesar, maka dialah yang terpilih. Untuk
cara penetapan calon terpilih berdasarkan perolehan suara di Daerah
Tingkat II ini sama dengan cara yang dipergunakan pada Pemilu 1971.
Bagaimanapun
penyelenggaraan Pemilu-pemilu tersebut merupakan pengalaman yang
berharga. Sekarang, apakah pengalaman itu akan bermanfaat atau tidak
semuanya sangat tergantung pada penggunaannya untuk masa-masa yang
akan datang. Pemilu yang paling dekat adalah Pemilu 2004. Pengalaman
tadi akan bisa dikatakan berharga apabila Pemilu 2004 nanti memang
lebih baik daripada Pemilu 1999. Pemilu 1999 untuk banyak hal telah
mendapat pujian dari berbagai pihak. Dengan pengalaman tersebut,
sudah seharusnyalah kalau Pemilu 2004 mendatang lebih baik lagi.
Pemilu 1977-1997
Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Setelah
1971, pelaksanaan Pemilu yang periodik dan teratur mulai
terlaksana. Pemilu ketiga diselenggarakan 6 tahun lebih setelah
Pemilu 1971, yakni tahun 1977, setelah itu selalu terjadwal sekali
dalam 5 tahun. Dari segi jadwal sejak itulah pemilu teratur
dilaksanakan.
Satu
hal yang nyata perbedaannya dengan Pemilu-pemilu sebelumnya adalah
bahwa sejak Pemilu 1977 pesertanya jauh lebih sedikit, dua parpol
dan satu Golkar. Ini terjadi setelah sebelumnya pemerintah
bersama-sama dengan DPR berusaha menyederhanakan jumlah partai dengan
membuat UU No. 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar. Kedua
partai itu adalah Partai Persatuan Pembangunan atau PPP dan Partai
Demokrasi Indonesia atau PDI) dan satu Golongan Karya atau Golkar.
Jadi dalam 5 kali Pemilu, yaitu Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997 pesertanya hanya tiga tadi.
Hasilnya
pun sama, Golkar selalu menjadi pemenang, sedangkan PPP dan PDI
menjadi pelengkap atau sekedar ornamen. Golkar bahkan sudah menjadi
pemenang sejak Pemilu 1971. Keadaan ini secara lang-sung dan tidak
langsung membuat kekuasaan eksekutif dan legislatif berada di bawah
kontrol Golkar. Pendukung utama Golkar adalah birokrasi sipil dan
militer. Berikut ini dipaparkan hasil dari 5 kali Pemilu tersebut
secara berturut-turut.
Hasil Pemilu 1977
Pemungutan
suara Pemilu 1977 dilakukan 2 Mei 1977. Cara pembagian kursi masih
dilakukan seperti dalam Pemilu 1971, yakni mengikuti sistem
proporsional di daerah pemilihan. Dari 70.378.750 pemilih, suara
yang sah mencapai 63.998.344 suara atau 90,93 persen. Dari suara
yang sah itu Golkar meraih 39.750.096 suara atau 62,11 persen. Namun
perolehan kursinya menurun menjadi 232 kursi atau kehilangan 4
kursi dibandingkan Pemilu 1971.
Pada
Pemilu 1977 suara PPP naik di berbagai daerah, bahkan di DKI
Jakarta dan DI Aceh mengalahkan Golkar. Secara nasional PPP berhasil
meraih 18.743.491 suara, 99 kursi atau naik 2,17 persen, atau
bertambah 5 kursi dibanding gabungan kursi 4 partai Islam dalam
Pemilu 1971. Kenaikan suara PPP terjadi di banyak basis-basis eks
Masjumi. Ini seiring dengan tampilnya tokoh utama Masjumi mendukung
PPP. Tetapi kenaikan suara PPP di basis-basis Masjumi diikuti pula
oleh penurunan suara dan kursi di basis-basis NU, sehingga kenaikan
suara secara nasional tidak begitu besar.
PPP
berhasil menaikkan 17 kursi dari Sumatera, Jakarta, Jawa Barat dan
Kalimantan, tetapi kehilangan 12 kursi di Jawa Tengah, Yogyakarta,
Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Secara nasional tambahan kursi
hanya 5.
PDI
juga merosot perolehan kursinya dibanding gabungan kursi
partai-partai yang berfusi sebelumnya, yakni hanya memperoleh 29
kursi atau berkurang 1 kursi di banding gabungan suara PNI, Parkindo
dan Partai Katolik. Selengkapnya perolehan kursi dan suara tersebut
bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
No.
|
Partai
|
Suara
| % | Kursi | % (1971) | Keterangan |
1.
|
Golkar
|
39.750.096
|
62,11
|
232
|
62,80
|
- 0,69
|
2.
|
PPP
|
18.743.491
|
29,29
|
99
|
27,12
|
+ 2,17
|
3.
|
PDI
|
5.504.757
|
8,60
|
29
|
10,08
|
- 1,48
|
Jumlah
|
63.998.344
|
100,00
|
360
|
100,00
|
Hasil Pemilu 1982
Pemungutan
suara Pemilu 1982 dilangsungkan secara serentak pada tanggal 4 Mei
1982. Pada Pemilu ini perolehan suara dan kursi secara nasional
Golkar meningkat, tetapi gagal merebut kemenangan di Aceh. Hanya
Jakarta dan Kalimantan Selatan yang berhasil diambil Golkar dari
PPP. Secara nasional Golkar berhasil merebut tambahan 10 kursi dan
itu berarti kehilangan masing-masing 5 kursi bagi PPP dan PDI Golkar
meraih 48.334.724 suara atau 242 kursi. Adapun cara pembagian kursi
pada Pemilu ini tetap mengacu pada ketentuan Pemilu 1971.
No.
|
Partai
|
Suara DPR
|
%
|
Kursi
|
% (1977)
|
Keterangan
|
1.
|
Golkar
|
48.334.724
|
64,34
|
242
|
62,11
|
+ 2,23
|
2.
|
PPP
|
20.871.880
|
27,78
|
94
|
29,29
|
- 1,51
|
3.
|
PDI
|
5.919.702
|
7,88
|
24
|
8,60
|
- 0,72
|
Jumlah
|
75.126.306
|
100,00
|
364
|
100,00
|
Hasil Pemilu 1987
Pemungutan
suara Pemilu 1987 diselenggarakan tanggal 23 April 1987 secara
serentak di seluruh tanah air. Dari 93.737.633 pemilih, suara yang
sah mencapai 85.869.816 atau 91,32 persen. Cara pembagian kursi juga
tidak berubah, yaitu tetap mengacu pada Pemilu sebelumnya.
Hasil
Pemilu kali ini ditandai dengan kemerosotan terbesar PPP, yakni
hilangnya 33 kursi dibandingkan Pemilu 1982, sehingga hanya mendapat
61 kursi. Penyebab merosotnya PPP antara lain karena tidak boleh
lagi partai itu memakai asas Islam dan diubahnya lambang dari Ka'bah
kepada Bintang dan terjadinya penggembosan oleh tokoh- tokoh unsur
NU, terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Sementara
itu Golkar memperoleh tambahan 53 kursi sehingga menjadi 299 kursi.
PDI, yang tahun 1986 dapat dikatakan mulai dekat dengan kekuasaan,
sebagaimana diindikasikan dengan pembentukan DPP PDI hasil Kongres
1986 oleh Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam, berhasil menambah
perolehan kursi secara signifikan dari 30 kursi pada Pemilu 1982
menjadi 40 kursi pada Pemilu 1987 ini.
No.
|
Partai
|
Suara
|
%
|
Kursi
|
% (1982)
|
Keterangan
|
1.
|
Golkar
|
62.783.680
|
73,16
|
299
|
68,34
|
+ 8,82
|
2.
|
PPP
|
13.701.428
|
15,97
|
61
|
27,78
|
- 11,81
|
3.
|
PDI
|
9.384.708
|
10,87
|
40
|
7,88
|
+ 2,99
|
Jumlah
|
85.869.816
|
100,00
|
400
|
Hasil Pemilu 1992
Cara
pembagian kursi untuk Pemilu 1992 juga masih sama dengan Pemilu
sebelumnya. Hasil Pemilu yang pemungutan suaranya dilaksanakan
tanggal 9 Juni 1992 ini pada waktu itu agak mengagetkan banyak
orang. Sebab, perolehan suara Golkar kali ini merosot dibandingkan
Pemilu 1987. Kalau pada Pemilu 1987 perolehan suaranya mencapai
73,16 persen, pada Pemilu 1992 turun menjadi 68,10 persen, atau
merosot 5,06 persen. Penurunan yang tampak nyata bisa dilihat pada
perolehan kursi, yakni menurun dari 299 menjadi 282, atau kehilangan
17 kursi dibanding pemilu sebelumnya.
PPP
juga mengalami hal yang sama, meski masih bisa menaikkan 1 kursi
dari 61 pada Pemilu 1987 menjadi 62 kursi pada Pemilu 1992 ini.
Tetapi di luar Jawa suara dan kursi partai berlambang ka’bah itu
merosot. Pada Pemilu 1992 partai ini kehilangan banyak kursi di luar
Jawa, meski ada penambahan kursi dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Malah partai itu tidak memiliki wakil sama sekali di 9 provinsi,
termasuk 3 provinsi di Sumatera. PPP memang berhasil menaikkan
perolehan 7 kursi di Jawa, tetapi karena kehilangan 6 kursi di Sumatera,
akibatnya partai itu hanya mampu menaikkan 1 kursi secara nasional.
Yang
berhasil menaikkan perolehan suara dan kursi di berbagai daerah
adalah PDI. Pada Pemilu 1992 ini PDI berhasil meningkatkan perolehan
kursinya 16 kursi dibandingkan Pemilu 1987, sehingga menjadi 56
kursi. Ini artinya dalam dua pemilu, yaitu 1987 dan 1992, PDI
berhasil menambah 32 kursinya di DPR RI.
No.
|
Partai
|
Suara
|
%
|
Kursi
|
% (1987)
|
Keterangan
|
1.
|
Golkar
|
66.599.331
|
68,10
|
282
|
73,16
|
- 5,06
|
2.
|
PPP
|
16.624.647
|
17,01
|
62
|
15,97
|
+ 1,04
|
3.
|
PDI
|
14.565.556
|
14,89
|
56
|
10,87
|
+ 4.02
|
Jumlah
|
97.789.534
|
100,00
|
400
|
100,00
|
Hasil Pemilu 1997
Sampai
Pemilu 1997 ini cara pembagian kursi yang digunakan tidak berubah,
masih menggunakan cara yang sama dengan Pemilu 1971, 1977, 1982,
1987, dan 1992. Pemungutan suara diselenggarakan tanggal 29 Mei
1997. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah pada Pemilu 1992 mengalami
kemerosotan, kali ini Golkar kembali merebut suara pendukungnnya.
Perolehan suaranya mencapai 74,51 persen, atau naik 6,41. Sedangkan
perolehan kursinya meningkat menjadi 325 kursi, atau bertambah 43
kursi dari hasil pemilu sebelumnya.
PPP
juga menikmati hal yang sama, yaitu meningkat 5,43 persen. Begitu
pula untuk perolehan kursi. Pada Pemilu 1997 ini PPP meraih 89 kursi
atau meningkat 27 kursi dibandingkan Pemilu 1992. Dukungan terhadap
partai itu di Jawa sangat besar.
Sedangkan
PDI, yang mengalami konflik internal dan terpecah antara PDI
Soerjadi dengan Megawati Soekarnoputri setahun menjelang pemilu,
perolehan suaranya merosot 11,84 persen, dan hanya mendapat 11
kursi, yang berarti kehilangan 45 kursi di DPR dibandingkan Pemilu
1992.
No.
|
Partai
|
Suara
|
%
|
Kursi
|
% (1992)
|
Keterangan
|
1.
|
Golkar
|
84.187.907
|
74,51
|
325
|
68,10
|
+ 6,41
|
2.
|
PPP
|
25.340.028
|
22,43
|
89
|
17,00
|
+ 5,43
|
3.
|
PDI
|
3.463.225
|
3,06
|
11
|
14,90
|
- 11,84
|
Jumlah
|
112.991.150
|
100,00
|
425
|
100,00
|
Pemilu
kali ini diwarnai banyak protes. Protes terhadap kecurangan terjadi
di banyak daerah. Bahkan di Kabupaten Sampang, Madura, puluhan
kotak suara dibakar massa karena kecurangan penghitungan suara
dianggap keterlaluan. Ketika di beberapa tempat di daerah itu
pemilu diulang pun, tetapi pemilih, khususnya pendukung PPP, tidak
mengambil bagian.
Subscribe to:
Posts (Atom)